Legislator Soroti Daya Beli Gen Z di Jakarta, Bisa Berkontribusi Besar Kendalikan Inflasi

Jumat, 29 Maret 2024 – 04:14 WIB

Jakarta – Anggota Komisi C DPRD DKI, Esti Arimi Putri menilai pentingnya upaya pemberdayaan daya beli terhadap semua golongan demi mengendalikan inflasi. Termasuk terhadap Gen-Z yang sekarang jumlahnya cukup banyak di Jakarta.

Baca Juga :

Mendagri Tito Karnavian: RUU DKJ Wujud Upayakan Jakarta Jadi Kota Kelas Dunia

Diketahui, jumlah generasi Z di Jakarta saat ini sebanyak 7 juta jiwa atau 25,65 persen dari total penduduk Ibu Kota. Angka ini, kata Esti, tidak bisa dipandang remeh dalam menggerakkan roda perekonomian Jakarta.

Apalagi, kata dia, Gen-Z terus menciptakan budaya baru dalam kegiatan ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan modernisasi dan digital.

Baca Juga :

Heru Budi Didesak Segera Bangun Proyek Pengelolaan Sampah Sunter yang Mangkrak 5 Tahun

Ilustrasi grafik inflasi Indonesia

“Generasi Z ini sekarang backbone (tulang punggung) perekonomian kita. Sepertinya memang ada di Generasi Z potret ekonomi Jakarta, yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta,” ujar Esti kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024.

Baca Juga :

Beli Properti Bisa untuk Rumah Tinggal Sekaligus Investasi Jangka Panjang

Esti pun mendorong agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melakukan reformasi digital yang menyeluruh dimulai dari edukasi terhadap para Gen-Z.

“Generasi Z itu belanja pasti di Tiktok, di Shopee dan sebagainya. Nah itu juga yang harus diperhatikan bagaimana peluang digital reformasi ini juga diikut sertakan keberadaannya. Karena walaupun mereka terkenal dengan generasi instannya tapi mereka ini adalah salah satu distribusi sirkulasi ekonomi di DKI Jakarta,” jelasnya

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Jakarta Barometer, Jim Lomen Sihombing juga turut mengakui ancaman inflasi di Jakarta. Hal ini terlihat dari berbagai kegiatan masyarakat yang mulai terpengaruh akibat naiknya berbagai harga kebutuhan pokok.

Baca Juga  Diincar AC Milan, Harry Maguire Berpotensi Tampil Sangar di Serie A

“Kalau itu tidak cepat disadari kita bersama seling kunci waduh bukan masyarakat yang panik untuk membeli. Bukan, tapi kriminalitas yang akan muncul. Mengerikan itu,” ucap Jim.

Lebih jauh, Jim menyebut apabila Pemprov DKI tak berhasil mengendalikan harga pangan dan inflasi, maka akan berujung Jakarta ditinggalkan oleh masyarakatnya. Apalagi, saat ini Jakarta juga segera melepas status sebagai Ibu Kota.

“Kalau kayak gini kita balik kampung aja deh’ saya enggak perlu tanya di kampung dia cari kerjaan dari mana pasti jadi buruh tani akan terjadi seperti itu,” jelasnya.

Ilustrasi pendorong inflasi.

Ilustrasi pendorong inflasi.

Photo :

  • ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Maka itu, ia meminta Pemprov terus berinovasi dalam pengadaan program pengendalian harga pangan. Jangan hanya melakukan operasi pasar dan sejenisnya yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun.

“Seperti rencana pak Heru mau jadikan Kepulauan Seribu lumbung pangan itu saya 110 persen setuju. Itu akan menjadi salah satu jawaban kita mengatasi masalah pangan,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Jakarta Barometer, Jim Lomen Sihombing juga turut mengakui ancaman inflasi di Jakarta. Hal ini terlihat dari berbagai kegiatan masyarakat yang mulai terpengaruh akibat naiknya berbagai harga kebutuhan pokok.

Halaman Selanjutnya



Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *